Wacana Tiga Periode Melukai Semangat Demokratisasi

Minggu, 10 April 2022 – 20:14 WIB
Wacana Tiga Periode Melukai Semangat Demokratisasi - JPNN.com Sumbar
Kerusuhan saat demo mahasiswa dan pelajar di sekitar Senayan, Jakarta, Senin (30/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

sumbar.jpnn.com, PADANG - Akademisi Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Abdullah Khusairi, menilai pemerintah sering kali gagal mengirim pesan yang bermaksud baik untuk pembangunan.

Kegagalan itu disebabkan lemahnya ekosistem dalam membangun sebuah wacana, kalah dalam memainkan peran di panggung wacana.

"Wacana yang menang selalu wacana pasar," kata Abdullah Khusairi pada Jpnn.com, Minggu (10/4).

Persoalan wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode awalnya dimulai dari Ketua Partai, seorang menteri, kemudian diteruskan oleh beberapa menteri lainnya.

Pemerintah, menurut Abdullah Khusairi, sangat mengetahui wacana tersebut tidak dikehendaki oleh Civil Society di Indonesia.

Undang-undang sudah jelas mengatakan dua periode cukup untuk masa jabatan presiden.

Kekuasaan memang candu dan selalu ingin dilanggengkan.

Sejarah menuliskan, publik harus menolak kekuasaan absolut yang berlangsung lama seperti saat meruntuhkan kekusaan Orde Baru.

Kemarahan publik adalah bukti pemerintah tidak bisa menjelaskan apa pun yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan untuk kesejahteraan masyarakat
Facebook JPNN.com Sumbar Twitter JPNN.com Sumbar Pinterest JPNN.com Sumbar Linkedin JPNN.com Sumbar Flipboard JPNN.com Sumbar Line JPNN.com Sumbar JPNN.com Sumbar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumbar di Google News