Penghormatan Lintas Agama saat Melepas Kepergian Ulama Minangkabau

Sampai bertemu awak media, Buya Syafii memberikan keterangan dan mengutuk penyerangan itu.
Peristiwa ini membekas di benak Yohanes. Dia melabeli Buya Syafii Maarif sebagai Bapak Penuh Perdamaian.
"Almarhum tidak sekadar menunjukkan kepedulian antaragama di Indonesia melalui tulisan atau pidato, Buya menunjukkannya dengan perbuatan," ungkap Yohanes.
Sejumlah biksu juga hadir. Mereka berjubah kuning, berdiri khidmat tak jauh dari serambi Masjid Gedhe Kauman.
"Kami merasa kehilangan tokoh bangsa yang selama ini kami teladani," kata Sekretaris Wilayah DIY Sangga Agung Indonesia Biksu Badra Paluh Tera.
Menurutnya Buya Syafii merupakan tokoh muslim yang selalu mengangkat nilai nasionalisme.
Almarhum merangkul dan mengayomi semua siku, ras, dan agama.
Buya Syafii Maarif dimakamkan di Taman Makam Hunusl Khotimah di Dusun Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. (antara/jpnn)
Tak semua yang beragama Islam saat melepas jenazah Ahmad Syafii Maarif.
Redaktur & Reporter : Ade Keno
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumbar di Google News