Sosok Ulama Minangkabau di Palu, Perahu Pecah dan Berubah Menjadi Tikar Besar
Paling menarik dari cerita Dato Karama adalah saat perahu rombongannya datang pada malam hari.
Bunyi Tabea dan ledakan meriam berdentum sebagai penghormatan untuk Dato Karama.
Gong tanda menang dan keselamatan dalam perjalanan pun mengiringi kedatangan Dato Karama.
Ulama Minangkabau ini juga disambut bunyi-bunyian hiburan berupa kulintang.
Masyarakat setempat menyebut bunyi-bunyian ini ni enje nu gamba-gamba nte goo nte kakulana.
Saat sampai di bibir pantai, perahu yang ditumpangi Dato karama pecah. Tiba-tiba perahu tersebut berubah menjadi tikar besar. Layarnya menjelma menjadi perkemahan.
Tempat ini pun kemudian dihutani pohon mangga. Karena kejadian ini, tempat tersebut dikenal dengan sebutan Karampe.
Sekarang, di Karampe sudah berdiri Rumah Sakit Undata Palu.
Dato Karama atau Abdullah Raqi adalah ulama Minangkabau yang menyebarkan Islam di Palu
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumbar di Google News