Ekonom: Kenaikan Harga BBM Kebijakan Politik
sumbar.jpnn.com, PADANG - Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM bersubsidi tidak efektif.
BLT yang diberikan pemerintah sebesar Rp 600 ribu per tiga bulan tidak akan sanggup menekan laju inflasi dan tingkat kemiskinan.
"Apakah bisa uang Rp 600 ribu itu menjadi pengganti kebutuhan masyarakat terhadap BBM setiap hari," tanya Syafruddin.
Guru besar Unand itu berpandangan kebijakan yang diambil pemerintah merupakan keputusan politik semata.
Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi tidak memiliki analisis dan kajian ekonomi yang jelas.
"Lebih baik mencabut subsidi BBM secara menyeluruh dan mengalihkan ke masyarakat untuk modal usaha," sarannya.
Baca Juga:
Alokasi dana subsidi BBM bisa dialihkan ke modal usaha bagi masyarakat.
Jika hal itu terealisasi taraf ekonomi masyarakat akan bangkit dan tak akan ada lagi BBM bersubsidi.
Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM bersubsidi tidak efektif.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumbar di Google News