Guru Besar Unand Menyayangkan Geothermal di Sumbar Belum Tergarap Maksimal
Pengelolaan geothermal di daerah itu malah memberikan dampak positif terhadap perekonomian kabupaten tersebut.
Selama setahun, ada sekitar Rp 70 miliar lebih Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masuk ke Solok Selatan.
Harif menyarankan agar pengelolaan geothermal di Sumbar lebih dikedepankan.
Di Kabupaten Solok, tepatnya di kaki Gunung Talang, geothermal seharusnya bisa dikelola.
Sayangnya, masyarakat setempat banyak yang menolak karena isu dampak negatif proyek tersebut.
"Pemerintah daerah perlu menyelesaikan persoalan sosial yang terjadi di daerah itu. Hal ini dapat menghambat investasi masuk. Masyarakat juga perlu disadarkan tentang pentingnya investasi masuk," jelasnya.
Dia menjelaskan, selama persoalan sosial masih terjadi di lokasi investasi, maka investor akan sungkan masuk.
Pemerintah daerah perlu mengambil sikap dan berperan aktif memberikan penyadaran terkait dampak ekonomi untuk masyarakat seperti penyerapan tenaga kerja lokal dan sebagainya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Harif Amali Rivai, sangat menyayangkan energi panas bumi atau geothermal di Sumbar belum tergarap.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Sumbar di Google News